Dilihat : kali
Penyelenggara haji khusus umroh dan haji sedang mempersiapkan pemberangkatan jemaah umrah di bulan Ramadhan dan musim haji tahun 2022. “Tidak terasa Ramadhan sudah mendekati 100 hari 200 hari menuju haji 1443. Terkait umrah, harapan yang semakin besar bahwa Indonesia akan segera dapat mengirimkan jemaah haji dan umrah. Untuk itu, kita patut berterima kasih atas upaya Menteri Agama dan jajaran Ditjen Haji dan Umrah Kementerian Agama,” Ali Muhammad Amin, Ketua Umum Gabungan Haji dan Umrah Indonesia (Gaphurah) Pengusaha, kepada Republika kemarin.
Ali Muhammad Amin mengatakan, pihaknya terus berupaya menjangkau semua pihak terkait di dalam dan luar negeri. Masing-masing pihak harus senantiasa membangun hubungan ini demi suksesnya penyelenggaraan umrah di masa pandemi 2022.
“Alhamdulillah, kami terus komunikasi intensif dengan berbagai pihak dalam rangka persiapan umrah mulai awal tahun 2022, baik melalui jalur pemerintah maupun melalui komunikasi kami sebagai pengurus Gaphur yang juga pemasok melalui mitra musasa di Arab Saudi.” , - dia berkata.
Menurut dia, dari komunikasi tersebut, Gaphura sampai pada tiga kesimpulan sebagai berikut:
1. Aturan umroh masih sangat dinamis, terutama mengenai protokol medis, serta klinik tes PCR yang diakui secara resmi oleh Kerajaan Arab Saudi.
2. Penetapan hotel karantina setibanya di Arab Saudi masih perlu dijajaki lebih lanjut dengan pihak maskapai sejak pemesanan tiket di negara tersebut.
3. Penyelenggaraan kematian, shalat baik di Masjidil Haram maupun haji sepenuhnya dikendalikan oleh Muasas melalui mekanisme sistem digital.
Berdasarkan pertanyaan tersebut, kata Ali, Gaphura mengambil sikap pada 15 Desember, menyepakati para peserta Muker untuk menunda perjalanan membawa jemaah haji ke Arab Saudi serta pengurus asosiasi untuk kegiatan Tim Lanjutan pada akhir tahun 2021.
Meski demikian, Gaphura tetap mencermati aturan dan kebijakan Kerajaan Saudi dan Pemerintah Indonesia terkait kemajuan perjalanan internasional. Seperti diketahui, aturan umroh di masa pandemi masih bersifat dinamis dan bisa berubah sewaktu-waktu.
Untuk itu, Gaphura terus meningkatkan komunikasi dengan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan umroh, baik dengan pemerintah maupun dengan relasi. Misalnya penyedia paket muasasah dan maskapai yang menyediakan tiket dan karantina.
Ali meyakinkan bahwa Gaphura berniat untuk terus memberikan informasi secara terbuka kepada anggota. Tujuannya agar umrah di masa pandemi benar-benar dipahami oleh setiap PPIU dan jemaahnya.
“Keterbukaan penyampaian informasi ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman yang tidak diinginkan dari pihak orang percaya dan anggota organisasi Gaphur,” katanya.